Laporan PTK Menulis Deskripsi dengan Permainan Puzzle

Judul : PERMAINAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BINATANG DAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA KELAS 2D
SDIT LUQMAN AL HAKIM
Oleh : Arinil Janah, A.Md

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup 4 ketrampilan berbahasa, yakni; mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu ketrampilan berbahasa yang cukup komplek adalah menulis. Menulis merupakan kegiatan yang paling komplek untuk dipelajari dan diajarkan (Farris, 1993).
Standar kompetensi bidang studi Bahasa Indonesia kelas 2 semester 2 aspek menulis adalah menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak. Kompetensi dasar yang seharusnya dikuasai adalah; (1) mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain, (2) menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Berdasarkan pengamatan dalam proses belajar di kelas, penulis mengetahui bahwa siswa kelas 2 belum cukup menguasai kompetensi dasar nomor 1. Hal ini mungkin disebabkan oleh rendahnya minat siswa untuk belajar aspek menulis serta oleh rendahnya kemampuan siswa menulis deskripsi . Untuk itulah kami ingin mengadakan penelitian tindakan kelas untuk bidang studi bahasa Indonesia aspek menulis.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Hasil rata-rata nilai aspek menulis rendah.
2. Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis.
3. Kurang adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
4. Kurangnya pemanfaatan media/alat peraga.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian adalah:
Apakah permainan puzzle dapat meningkatkan ketrampilan menulis deskripsi binatang dan tumbuhan dalam pembelajaran bahasa Indonesia?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Meningkatkan ketrampilan menulis deskripsi binatang dan tumbuhan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas 2D SDIT Lukman Al Hakim dengan bermain puzzle.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatnya ketrampilan menulis deskripsi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Memberikan gambaran kepada guru Bahasa Indonesia, bahwa permainan puzzle dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa definisi tentang penelitian tindakan:
Cogen dan Manion (1980), menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah intrvensi sekala kecil terhadap tindakan di dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut.
Kemmis dan Targart (1988), menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian reflektif diri kolektif, yang dilakukan oeh pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu, dan terhadap situasi tempat dilakukan nya praktik-praktik tersebut.
Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan bahwa: 1) hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya, 2) penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang permasalahannya perlu dipecahkan, dan hasinya diterapkan/dipraktikkan.
Penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilakukan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan, planning, action, observation/evaluation, dan reflection.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng , 1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pembelajaran bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis adalah suatu proses penuangan ide atau gagasan dalam bentuk simbol-simbol bahasa (Nurhadi,1995). Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memilih dan memanfaatkan berbagai kosakata. Keterampilan menulis tidak bisa dikuasai secara otomatis, melainkan harus melalui latihan serta praktik berulang (Tarigan, 1986).
Keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar siswa mempunyai kemampuan dalam menuangkan ide, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan benar. Sebagai sebuah keterampilan, menulis memiliki sifat seperti keterampilan berbahasa yang lain. Untuk itu, menulis perlu dilatihkan secara sering dan ajek. Keseringan dan keajekkan dalam latihan menulis memberikan peluang agar tulisan siswa berkualitas lebih baik. Latihan dalam menulis sebaiknya berlangsung dalam konteks aktual dan fungsional agar tugas menulis dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan.
Di sekolah dasar keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya, disamping keterampilan membaca dan berhitung. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditegaskan bahwa siswa sekolah dasar perlu belajar bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Keterampilan menulis di sekolah dasar dibedakan atas keterampilan menulis permulaan dan keterampilan menulis lanjut. Keterampilan menulis permulaan ditekankan pada kegiatan menulis dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, menyalin, dikte, melengkapi cerita, dan menyalin puisi sedangkan keterampilan menulis lanjut diarahkan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk percakapan, petunjuk, pengumuman, pantun anak, surat, undangan, ringkasan, laporan, puisi bebas, dan karangan (Depdiknas, 2006).
Dalam pembelajaran menulis, bentuk karangan yang dapat disajikan dan dilatihkan adalah bentuk wacana narasi, eksposisi, argumentasi, dan deskripsi. Salah satu bentuk karangan yang dipilih untuk diteliti adalah karangan deskripsi. Karangan deskripsi merupakan satu bentuk tulisan yang relatif mudah dilatihkan untuk siswa Sekolah Dasar. Kata deskripsi berasal dari bahasa latin “describere” yang berarti melukis atau menggambarkan sesuatu. Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulis (Suparno dan Yunus, 2002:4-5).
Agar siswa sekolah dasar memiliki kemampuan menulis deskripsi sesuai dengan yang diharapkan, sudah selayaknya jika pengajaran menulis itu mendapat perhatian yang serius. Di samping itu, SD merupakan cikal bakal untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Keterampilan menulis di sekolah dasar yang baik akan berdampak positif terhadap keterampilan dan budaya menulis pada jenjang berikutnya.
3. Puzzle
Menurut Adenan (1989: 9) dinyatakan bahwa puzzle dan games adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dan games untuk memotivasi diri karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum dilaksanakan dengan berhasil. Sedangkan menurut Hadfield (1990: v), puzzle adalah pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang sulit untuk dimengerti atau dijawab.
Tarigan (1986: 234) menyatakan bahwa pada umumnya para siswa menyukai permaianan dan mereka dapat memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle, crosswords puzzle, anagram dan palindron.
Berikut ini ada beberapa jenis puzzle yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami kosakata:
a. Spelling puzzle, yakni puzzle yang terdiri dari gambar-gambar dan huruf-huruf acak untuk dijodohkan menjadi kosakata yang benar.
b. Jigsaw puzzle, yakni puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk dijawab kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk dirangkai menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan yang paling akhir.
c. The thing puzzle, yakni puzzle yang berupa deskripsi kalimat-kalimat yang berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan.
d. The letter(s) readiness puzzle, yakni puzzle yang berupa gambar-gambar disertai dengan huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.
e. Crosswords puzzle, yakni puzzle yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memasukan jawaban tersebut ke dalam kotak-kotak yang tersedia baik secara horizontal maupun vertikal.

4. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian sejenis yang ditulis oleh:
a. A. Khalik ( Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing bagi Siswa kelas 4 SD Sumbersari Malang)
b. Siti Jubaidah ( Peningkatan Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan Strategi Belajar Kelompok)

5. Kerangka Berfikir
Untuk memulai penulisan ini, penulis dengan didasarkan pada teori tentang pembelajaran dan PTK, mempunyai praduga bahwa rendahnya kemampuan ketrampilan menulis deskripsi bisa diatasi dengan permainan puzzle.

6. Hipotesis
Jawaban sementara penulis untuk masalah rendahnya kemampuan menulis deskripsi adalah sebagai berikut.
“Permainan puzzle dapat meningkatkan ketrampilan menulis deskripsi binatang dan tumbuhan pada pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas 2D SDIT Lukman Al Hakim”

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas 2 SDIT Lukman Al Hakim, Jalan Timoho II Gg Delima No. 2 Yogyakarta. Waktunya adalah setiap jam pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada kompetensi dasar menulis deskripsi binatang dan tumbuhan.

B. Persiapan PTK
Persiapan PTK yang kami lakukan adalah sebagai berikut.
1. Membuat skenario pembelajaran yang menarik
2. Proses belajar dan mengajar menggunakan metode demonstrasi
3. Menyiapkan model puzzle sederhana (binatang dan tumbuhan)
4. Menyiapkan materi tentang puzzle
5. Merancang penilaian

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas 2D semester 2 SDIT Luqman Al Hakim dengan jumlah siswa 35 anak, yang terdiri dari 19 laki-laki dan 16 perempuan.

D. Sumber Data
Data penulis peroleh melalui pengamatan langsung di kelas, hasil test dan diskusi dengan teman sejawat.

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik yang penulis gunakan adalah non sampling, dengan instrument sebagai berikut.
1. test tertulis
2. observasi; yakni penulis melakukan pengamatan langsung di kelas

F. Indikator Kinerja
Penetapan indikator adalah hasil akhir yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas, yakni ketuntasan untuk aspek menulis.

G. Teknis Analisis Data
Penulis melakukan analisis data-data yang berupa test, pengamatan langsung dan RPP yang diujicobakan dalam siklus 1 dan siklus 2.

H. Prosedur Penelitian
Proses penulisan ini melewati tahapan sebagai berikut.
1. Persiapan penulisan
Dalam hal ini penulis menghubungi pengamat dalam hal ini guru senior, Ibu Lastri.
2. Penyiapan instrumen
Instrumen yang dipilih adalah RPP dan hasil test siswa kelas 2D.
3. Penyiapan kelas yang digunakan penelitian tindakan kelas
Dalam hal ini penulis memilih kelas yang selama ini menjadi kelas dimana peneliti mengajar.

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Siklus Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, peneliti memotivasi siswa agar lebih siap mengikuti pembelajaran. Selanjutnya peneliti menjelaskan kompetensi dasar dari pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, peneliti menjelaskan cara menulis deskripsi kemudian membagikan beberapa gambar binatang dan tumbuhan kepada setiap siswa. Selanjutnya peneliti memberikan kertas tugas pada masing-masing siswa dan meminta mereka untuk mengamati gambar dan menulis deskripsi ciri-ciri binatang dan tumbuhan yang terdapat dalam gambar pada kertas tugas.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup peneliti menanyakan perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran. Peneliti juga membagikan lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari siswa dan sebagai refleksi terhadap pembelajaran.

4. Refleksi Siklus Pertama
Refleksi dilakukan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkan solusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai berikut. Siswa mengalami kebosanan dalam pembelajaran. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menulis deskripsi binatang dan tumbuhan. Hasil mengerjakan tugas masih jauh dari harapan. Masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah mencari metode atau strategi pembelajaran yang lebih menarik. Peneliti akan menggunakan media permainan puzzle pada siklus kedua.

B. Deskripsi Siklus Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan peneliti membagikan puzzle. Setiap siswa mendapatkan 3 buah puzzle binatang dan 2 buah puzzle binatang. Selanjutnya, peneliti menjelaskan kembali bagaimana menulis deskripsi binatang dan tumbuhan. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran siswa sehingga muncullah motivasi untuk belajar sesuai dengan kompetensi dasar.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan mempersilahkan setiap siswa untuk mengamati tiap bagian puzzle, menyusun puzzle, dan menuliskan deskripsinya satu persatu pada kertas tugas sampai selesai.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup peneliti menanyakan perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran. Peneliti juga membagikan lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari siswa dan sebagai refleksi terhadap pembelajaran.

4. Refleksi Siklus Kedua
Refleksi dilakukan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkan solusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus kedua adalah sebagai berikut. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara sangat baik, siswa lebih berminat menjalani pembelajaran, lebih berani berekspresi, suasana belajar alami dan menyenangkan. Para siswa aktif melakukan tugas-tugasnya dan hasil tes pun mencapai KKM.

C. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan cara sebagai berikut. Pertama, peneliti menghitung prosentase nilai siswa yang mencapai KKM dan yang kurang dari KKM pada siklus pertama dan kedua. Kedua, peneliti membandingkan prosentase nilai yang mencapai KKM pada siklus pertama dan kedua. Selain secara kuantitatif, pembahasan hasil penelitian dilakukan secara kualitatif dengan cara observasi dan pengamatan selama penelitian berlangsung.
Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.
a. Hasil Kuantitatif
• Siklus pertama: nilai anak yang mencapai KKM 19 anak (56%), nilai anak yang kurang dari KKM 12 anak (35%), 3 anak bermasalah/ absen (9%).
• Siklus kedua: nilai anak yang mencapai KKM 26 anak (76%), 8 anak bermasalah/absen (24%).
• Terjadi peningkatan 20% pada siklus kedua (pembelajaran dengan permainan puzzle).
b. Hasil Kualitatif
• SIklus pertama: siswa mengalami kebosanan, hanya beberapa siswa yang terlibat secara aktif dalam pembelajaran, partisipasi siswa kurang.
• Siklus kedua: partisipasi siswa bagus, semua siswa terlibat secara aktif dan ekspresif dalam pembelajaran, suasana belajar menyenangkan.
• Terjadi peningkatan partisipasi siswa pada siklus kedua (pembelajaran dengan permainan puzzle)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi dan pengolahan data terlihat peningkatan pemahaman yang dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa.
Bukti Kuantitatif :
• Siklus pertama: nilai anak yang mencapai KKM 19 anak (56%), nilai anak yang kurang dari KKM 12 anak (35%), 3 anak bermasalah/ absen (9%).
• Siklus kedua: nilai anak yang mencapai KKM 26 anak (76%), 8 anak bermasalah/absen (24%).
• Terjadi peningkatan 20% pada siklus kedua (pembelajaran dengan permainan puzzle).
Bukti Kualitatif :
• Siswa lebih berminat menjalani pembelajaran
• Siswa lebih berani berekspresi
• Suasana belajar lebih alami dan menyenangkan

Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan media permainan puzzle dapat meningkatkan ketrampilan menulis deskripsi binatang dan tumbuhan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Ini berarti hipotesis terbukti.

B. Saran
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dapat dilakukan tanpa harus meninggalkan kewajiban guru untuk mengajar, alangkah baiknya jika setiap guru melakukan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas guru serta mencari solusi permasalahan pembelajaran di kelasnya masing-masing.
Kami mengajak para guru untuk menggunakan hasil penelitian ini dengan baik dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas. Permainan puzzle hanyalah satu dari sekian banyak metode atau strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Para guru dapat mencari metode atau strategi pembelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendidikan Kewarganegaraan, Kurikulum dan Silabus Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Pendidikan Kewaarganegaraa, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.
Solchan T.W. (2007). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Wardani.(2002). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
(www.id.wikipedia.org)

Lampiran:

Foto puzzle

puzzle pohon kelapa

puzzle pohon kelapa

 

puzzle sapi

puzzle sapi

 

puzzle gajah

puzzle gajah

 

menyusun puzzle

menyusun puzzle

16 thoughts on “Laporan PTK Menulis Deskripsi dengan Permainan Puzzle

      • asw bu.. dyah mau tanya, kalo karya ilmiah itu ya ap kaya skripsi itu atao ada bedanya? agak bingung ini…syukron bu….salam kenal geh

      • wa’alikumussalam mb dyah, ada beberapa bentuk karya ilmiah, skripsi adalah salah satunya.Mau ikut lomba menulis karya ilmiah, mb? Dipersyaratan biasanya sudah ada panduan sistematika penulisannya, seperti:Abstrak, Pendahuluan, Metodologi, Isi/Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.Semoga bisa dimengerti dan tidak tambah bingung ya:). Salam semangat!

  1. Menarik sekali penelitian ini. Apakah penulis mempunyai referensi mengenai teknik puzzle? kalau punya, bagi dong saya, saya sedang membutuhkannya.

  2. kalau buku tentang strategi aktivitas menulis terbimbing na kita pake buku apa bu?? maksudnya referensi tentang strategi ne,..soal na butuh tuk sinopsis saya bu,.makasiih

    • Silahkan cari buku-buku panduan untuk menulis, bisa juga buka buku Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia terbitan Erlangga karya Sabari Akhadiyah. semoga bermanfaat.

    • Banyak permainan yang bisa kita gunakan mb, permainan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan dan kompetensi dasar. ular tangga, TTS, domino, tebak gambar, dll

Leave a comment